Selasa, 06 Januari 2009

Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jarak Jauh

Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka pendidikan jarak jauhpun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.

Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik , maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauhm (PJJ).

a. Media Cetak
Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor.
b. Media Massa/Siar/Tayang
Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.
1). Siaran Radio
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang-gelombang ini diumpamankan sebagai jalan raya (highways) yang tidak terlihat serta mepunyai kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindentifikasikan sebagai frekuensi AM maupun FM yang mengacu siaran peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.

Walaupun mampu memperluas jangkauaan daerah siaran, penggunaan sistem relay ini tidak dapat menjangkau daerah daerah tertentu yang dikenal dengan istilah blank spot area. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, keterbatasan ini dapat diatasi dengan penyiaran radio melalui satelit siaran langsung (Radio-SSL). Secara teknis, siaran radio melalui SSL akan diterima dengan baik karena tidak mengalami pengurangan mutu seperti yang pada umumnya dialami bila menggunakan stasiun relay. Satu satunya kendala dari penggunaan siaran radio-SSL ini terletak pada pengadaan alat penerima khusus yang harganya tidak murah. Selain karakteristik teknik seperti yang telah dijelaskan, media radio juga memiliki karakteristik lain, baik dari segi keunggulan maupun keterbatasannya.
2. Siaran Televisi

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Untuk memberi gambaran umum, secara selintas sistem penayangan dari masing-masing akan disinggung sedikit.
Sistem Penayangan Siaran Televisi
Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan menggunakan sistem broadcast transmission. Penayangan televisi melalui sistem broadcast transmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ultra High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan antena penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini bergantung pada kekuatan daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.

Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah melalui sistem closed-circuit television (CCTV). Sistem ini merupakan sistem pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi tertentu yang masuk dalam jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat televisi yang berada di luar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya tidak luas.

Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penerimaan siaran televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang menginginkan menerima siaran khusus dan tidak dapat diterima oleh siaran televisi terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini.

Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan sistem penerimaan siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat televisiyang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan daya pancar 100 sampai 400 watt, SSL ini dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdeiri dari antena disk yang berdiameter 0,6 hingga 1 meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin majunya teknologi, antena disk penerima berdiametr tidak lebih dari 18 inci. Secara singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut : stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian melalui saluran tertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang sinyalnya kemudian dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima.
c. Media Pribadi/Personal
Keberadaan media pribadi atau media personal dalam SPJJ adalah kebalikan dari media massa. Media massa adalah media yang bersifat terbuka, artinya baik peserta didik yang terdaftar maupun tidak terdaftar dapat menggunakn dan mempelajari materi-materi ajar yang disampaikan melalui media tersebut. Sebaliknya, media pribadi atau personal adalah media yang digunakan secara personal atau perorangan, dan biasanya digunakan oleh mereka yang telah terdaftar pada suatu institusi SPJJ. Media-media yang masuk dalam katagori ini antaara lain: personal-computer (PC), audio-cassette player, VCR; yang kesemuanya memberikan fleksibilitas bagi peserta didik dalam penggunaannya. Peserta didik bebas untuk menggunakannya kapan saja, dimana saja , disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Tentu saja dengan syarat masing-masing peserta didik memiliki akses terhadap penggunaan media tersebut. Kita akan melihat satu persatu jenis media yang termasuk dalam kategori media personal ini lebih mendalam.

1) Audio Kaset
Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagi media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ualng, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media ini akan dipaparkan satu persatu.

2) Video / VCD
Istilah video bukan merupakan hal yang baru, baik dalam dunia hiburan maupun pendidikan. Video yang dalam bahasa latinnya berarti I See, memiuliki pengertian sebagai penyajian gambar-gambar yang disampaikan melauli televisi atau bentuk media sejenis. Pada awal perkembangannya gambar-gambar yang direkam dalam bentuk video ini dikemas dalam kaset. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam bidang media yang sangat cepat, telah memunculkan versi perekan video lain yang digunakan untuk mengemas program video, antara lain videodiscs. Kedua versi video tersebut baik dalam bentuk kaset maupun disc dimanfaatkan dlam SPJJ sebagai media untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat dikategorikan sebagai media personal yang artinya dimanfaatkan secara individual oleh peserta didik. Walaupun tidak menutup kemungkinan pemanfaatan video ini dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.

3) Komputer

Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan.

d. Media Telekomunikasi

Kemajuan yang sangat cepat dalam bidang telekomunikasi mempunyai dampak yang cukup berarti dalam penyelenggaraan SPJJ. Komunikasi elektronik jarak jauh dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: dalam bentuk teks, audio, dan video. Berdasarkan cara komunikasi ini, media telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam SPJJ ini dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

1) Audio Teleconference/Telekonferensi Audio

Bentuk lain dari media telekomunikasi yang dapat diterapkan dalam SPJJ adalah telekonferensi audio. Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit. Telekonferensi ini terjadi untuk menjembatani pertemuan antarindividu atau kelompok yang berada pada lokasi yang berbeda, pada saat yang bersamaan. Dalam SPJJ, kegiatan ini terjadi.

2) Konferensi Video (Video Conferencing)

Pada dasarnya prinsip penggunaan video konferensi pada SPJJ tidak jauh berbeda dengan audio konferensi. Kelebihan yang dimiliki oleh konferensi video ini adalah para peserta dapat melihat satu dengan yang lain pada TV monitor. Artinya melalui konferensi video, peserta didik tidak hanya bisa mendengar tapi juga melihat (kombinasi antara suara dan gambar).

3. Konferensi via Komputer (Computer Conferencing)

Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beraturs ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran.

4. Pemanfaatan Internet dalam PJJ:

Pemanfaatan internet dalam PJJ dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai beirkut:

§ Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. melalaui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)

3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).

4. Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan.

5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.

§ Electronik Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail)

3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.

4. Atau tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.

5. Atau peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.

§ Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.

2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).

3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.

4. Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.

5. Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.


1 Komentar:

Pada 13 Desember 2010 pukul 01.53 , Blogger Bandi Sangkut 2 mengatakan...

thq yah

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda